Wednesday, February 27, 2013

What Is Biodiesel Fuel?


What is Biodiesel Fuel ?

"So what is biodiesel fuel? In simple words, it is a natural and renewable domestic fuel made from vegetable oils, mostly soy and corn. It holds no petroleum, is biodegradable and nontoxic. It is viewed as an alternative for diesel engines. Moving on with the explanation of biodiesel fuel, technically, it refers to a vegetable oil- or animal fat-based diesel fuel which comprises of long-chain alkyl esters and is typically made by reacting lipids with an alcohol chemically.

Offering more info about biodiesel fuel, it is meant to be used in standard diesel engines. What is interesting about biodiesel fuel is that it can be used alone, or mixed with petrodiesel. The National Biodiesel Board (USA) also has a technical meaning of biodiesel as a mono-alkyl ester.
As Biodiesel burns clean, this means there will be a major reduction an all types of pollutants adding to smog and global warming. It is the only alternate fuel which has been approved by the Environmental Protection Agency (EPA). It has also passed every Heath-Effects Test of the Clean Air Act and meets the necessities of the California Air Resources Board (CARB).
Getting further with the explanation of biodiesel fuel, it is a clean burning alternative fuel from 100% renewable resources. Most people believe Biodiesel to be the fuel of the future. Also known as Biofuel, it does not contain petroleum. But can be blended with petroleum to produce a biodiesel blend which is then used in many different vehicles. Pure biodiesel fuel, can only be used in diesel engines. It is biodegradable and non-toxic, thus making it completely safe."

For Indonesia the use of edible oils for fuel is prohibited and therefore an alternative source for tis use is JATROPHA a plant that grows wildly especially in the eastern part of Indonesia. The Indonesian name is JARAK, and this plant was since the Japanese Occupation period recommended as a substitute for oil for lighting and cooking.




Above is a poster produced by the Japanese Occupation Forces in Indonesia to promote the cultivation of  the JARAK (DJARAK) or Jatropha plant  (1942-1945), saying : "Sedari menanam hingga memetik, peliharalah jarakmu agar hasil menjadi sebesarnya !" Which means according to Wikipedia : 

{Information |Description ={{en|1="From planting to harvest. Treat the jatropha plant as well as possible to make the harvest as large as possible." (A reference to the compulsory planting of jatropha for the production of oil as machinery lubricant )


Jatropha curcas is a multipurpose plant with many attributes and considerable potential. It is a tropical plant that can be grown in low to high rainfall areas and can be used to reclaim land, as a hedge and/or as a commercial crop. Thus, growing it could provide employment, improve the environment and enhance the quality of rural life. The establishment, management and productivity of jatropha under various climatic conditions are not fully documented. This is discussed and the gaps in the knowledge elucidated, especially its fertilizer requirements. The plant produces many useful products, especially the seed, from which oil can be extracted; this oil has similar properties to palm oil. The costs and returns of growing the plant and producing the plant oil are discussed and tabulated. Because it can be used in place of kerosene and diesel and as a substitute for fuelwood, it has been promoted to make rural areas self sufficient in fuels for cooking, lighting and motive power. This strategy is examined and found not viable. Oil for soap making is the most profitable use. It is concluded that all markets for jatropha products should be investigated. If the full potential of the plant is to be realized, much more research is required into the growing and management of Jatropha curcas and more information is needed on the actual and potential markets for all its products.

A little bit of chemistry doesn't harm this blog, below is a short explanation WHAT biodiesel is :

FAME – FAME, or fatty acid methyl ester can be created by a catalysed reaction between fatty acids and methanol. The molecules in biodiesel are primarily FAMEs, usually obtained from
vegetable oils by transesterification.


Fatty acid: A fatty acid is a carboxylic acid (an acid with a -COOH group) with long
hydrocarbon side chains. Feedstocks are first converted to fatty acids and then to biodiesel
Feedstock – A feedstock is any biomass resource destined for conversion to energy or biofuel.
For example, corn is a feedstock for ethanol production, soybean oil may be a feedstock for
biodiesel and cellulosic biomass has the potential to be a significant feedstock source for
biofuels.




Saturday, February 23, 2013

Silaturahmi IMLEK

Sehari sebelumnya di main hall Gedung Epicentrum

Silaturahmi IMLEK

memenuhi UNDANGAN Ibu Rita Mamoto
12 Pebruari 2013

Setelah santap malam

Kubilang:"Buat Facebook" padahal buat "Blogger"

Join Bapak2 ngobrol

Ruang tamu yang cukup besar

Foto cadangan .....

Sebelum pulang nunggu pamitan

Demikianlah reportase foto dari kunjungan gembira ke kel. Mamoto





(Lihat gambar dibawah)

Selasa, 05 Februari 2013 08:56
Imlek adalah perwujudan syukur petani di Tiongkok atas hasil panen.
Tahun baru Imlek atau “Sintjia” sebentar lagi akan tiba. Bagi masyarakat Tiongkok ini adalah hari yang paling ditunggu. Begitu juga dengan komunitas     China di Indonesia, untuk yang masih keturunan China asli atau peranakan. Mereka menyambut perayaan tahun baru ini yang sarat makna dan ritual.

Saat tahun baru, warna merah serentak mendominasi dekorasi setiap tempat. Mulai dari lampion, hiasan naga, barongsai, angpau, hingga petasan. Bahkan tak sedikit yang berpakaian cheongsam merah.

Menurut pakar kuliner China, Hiang Marahimin, Imlek adalah perayaan para petani di daratan Tiongkok yang bersyukur dengan hasil panen. Inilah yang membuat Imlek fokus pada makanan dan bertema anugerah yang melimpah ruah. Tujuannya hanya satu, yaitu sebagai ungkapan rasa syukur atas rezeki yang telah diberikan tahun lalu, dan meminta rezeki untuk tahun berikutnya. Hal ini diyakini, penampilan dan sikap di tahun baru menjadi penentu perjalanan di masa depan.

Ritual Khas Imlek
Bukan tanpa alasan warna merah mendominasi saat Hari Raya Sintjia. Dalam kepercayaan mereka, merah identik dengan warna cerah dan lambang kebahagiaan. Bagi si pemakai, dengan berpakaian merah, mereka berharap jika di kehidupan mendatang mereka akan mendapatkan masa depan yang cerah dan bahagia.

Pembagian angpau juga menjadi hal yang paling dinanti bagi mereka yang masih single. Amplop khas angpau yang berwarna merah yang diberikan menjadi simbol keberuntungan. Diharapkan setelah mendapatkan angpau, para jomblo ini akan mendapatkan keberuntungan berupa jodoh yang sempurna.

Begitu juga dengan Barongsai. Tarian naga yang dihadirkan saat perayaan juga mengandung makna yang mendalam. Konon, selain untuk mengusir aura jahat, tarian singa ini diyakini dapat mendatangkan keberuntungan dan kebahagiaan.
Makanan Manis Suguhan Dewa
Selain dominan warna merah di setiap ruangan, perayaan Imlek juga identik dengan meja persembahan. Di mana di atas meja disuguhkan berbagai jenis makanan dengan cita rasa legit. Masyarakat Tionghoa menganggap dewa mereka seperti manusia serta memiliki sifat seperti manusia.

Karena manusia suka manis, dewa yang dianggap menyerupai manusia ini juga semestinya suka dengan rasa manis. Artinya, bila ‘disogok’ dengan rasa manis, maka dewa dapur akan memberikan laporan yang positif, sehingga keluarga yang memebri sajian manis akan dilimpahkan rezeki lebih banyak lagi. Di samping itu simbol rasa manis saat Imlek juga berkaitan tentang kehidupan masa datang agar lebih manis.
7 Simbol Makanan Imlek
Setiap makanan yang disajikan saat Imlek memiliki filosofi dan artinya masing-masing.  Di antaranya adalah
1. Jeruk = emas
Warna kuning seperti emas, simbol keberuntungan. Ukuran yang besar mengundang rezeki mengalir lebih deras.

2. Kuaci = banyak rezeki
Masyarakat Tionghoa percaya kuaci akan hadirkan banyak rezeki, seperti juga di dalam buah semangka yang juga memiliki banyak biji.

3. Lapis legit = hoki
Penampilan lapis legit yang berlapis-lapis dan cita rasa manis, menggambarkan rezeki yang berlapis-lapis dan tiada henti.

4. Mi = panjang umur
Mi adalah makanan wajib yang tak boleh dilewatkan. Bentuk mi yang panjang menjadi simbol panjang umur, bahkan di setiap perayaan mi selalu hadir, termasuk saat berulang tahun.

5. Kue ku = panjang umur
Kue ku yang disajikan haruslah berbentuk kura-kura. Pasalnya, kura-kura adalah salah satu binatang yang memiliki usia panjang umur, diharapkan ini akan menular bagi yang menyajikan.

6. Ikan bandeng = unsur air
Dalam meja, ikan bandeng menjadi buruan. Ikan dengan duri halus ini mewakili unsur air dalam meja sesaji. Dalam logat Mandarin kata ”ikan” sama bunyinya dengan kata ”yu” yang berarti rezeki. Bandeng juga harus disajikan utuh mulai dari kepala hingga ekor.
 

7. Kue Keranjang = kemakmuran

Kata Nian sendiri berarti "tahun" dan Gao berarti "kue" yang juga berarti "tinggi". Karena itu kue keranjang sering disusun tinggi atau bertingkat, makin ke atas akan makin mengecil. Tinggi tingkat kue keranjang ini juga akan berpengaruh pada peningkatan rezeki atau kemakmuran. Di samping itu, teksturnya yang lengket seperti dodol juga menjadi simbol keakraban dan kekeluargaan.

Pantangan Saat Imlek
Sebelum memulai hari raya, hal pertama yang dilakukan adalah beberes rumah. Mereka percaya jika dewa kekayaan hanya akan datang di rumah yang bersih. Namun, ada hari di mana sang penghuni dilarang menyapu rumah, yaitu saat tiga hari, terhitung dari tahun baru dan dua hari sesudahnya. Dewa kekayaan yang bersembunyi di balik debu, ditakutkan akan ikut terbuang saat menyapu.